Sumber: Bloomberg |
Ada seorang Bapak berprofresi sebagai pekerja kantoran. Selama lebih 20 tahun bekerja, Bapak ini masih memiliki kondisi fisik yang bagus. Di saat teman-temannya yang lain mulai berperut tambun dan berpenyakit ini-itu, Bapak ini badannya masih tegap, kuat, dan gagah. Mungkin hanya rambutnya yang memutih dan kondisi mata yang mulai berkurang karena umur dan paparan sinar dari monitor komputer.
Suatu hari putrinya bertanya, "Badan Bapak masih bagus. Dulu pas muda rutin olahraga ya?". Bapak ini kebingungan menjawab. Akhirnya si Bapak pun bilang, "Kalau waktu SMA sih rutin lari. Tapi, setelah SMA, udah jarang."
Putrinya pun bertanya lagi, "Saat kuliah jaga makan ya, Pak?"
"Nggak juga. Asal kamu tahu, Nduk. Bapak dulu makan mikir-mikir. Bukan mikir mau makan yang enak menunya apa. Tapi, besok cukup ndak uang Bapak buat beli makan. Bapak dulu dikasih sangu nggak sebanyak kaya kamu sekarang," jawab si Bapak.
"Loh, terus gimana caranya, Pak? Memang nggak sakit-sakitan?"
"Gini lho. Allah itu adil. Bapak dulu alhamdulillah nggak punya uang banyak, jadi Bapak belinya sayur terus karena murah. Dulu, Bapak lihat teman-teman Bapak makannya enak-enak. Sempet Bapak mikir, 'Kalau aku makan ayam begitu enak juga.' Terus yaudahlah, mau gimana lagi. Makan aja apa yang ada di depan mata. Kalau Allah belum ngasih, apa yang sudah dikasih ya dijaga saja. Itu kan salah satu bentuk bersyukur. Boleh jadi Bapak belum dikasih uang banyak waktu itu, tapi gapapa. Di usia segini fisik Bapak masih kuat."
"Dulu, waktu kuliah, kalau lihat ada yang makan KFC tuh rasanya enaaaakk banget. Mau beli ya mikir-mikir juga. Uang segitu bisa buat makan seminggu. Sekarang lho, setelah uangnya ada, meskipun Bapak bisa beli itu ayam KFC segudang, Bapak ndak mau. Lebih baik makan di rumah, masakan Ibu, bareng keluarga."
"Ternyata kalau dipikir-pikir lagi ya ada untungnya juga Bapak dulu nggak makan yang micin-micin. Jadi, Bapak masih ganteng. Ya kan?" canda si Bapak. Putrinya pun hanya menggerutu geli.
Comments
Post a Comment